Ziarah Porta Sancta (Bagian 3)

1 Nov 2025

Ini kemarin nulisnya agak terhambat karena ada panggilan telponan dari besti.  Dia curhatnya kelamaan sampai telingaku kepanasan.  Mau distop nggak enak karena nampak serius curhatnya.  Jadi meskipun hanya ah oh ah oh tetap kudengarkan sampai selesai mengeluarkan segala kesumpekan hidupnya.  Sesudahnya malah bisa ketawa-ketawa lagi dianya.  Tapi aku sudah terlanjur lupa mau nulis apa lagi.  Pada akhirnya ya hari inilah saatnya.

3.  St. Alfonsus Church (Novena Church)

Selesai acara di gereja Hati Kudus maka perjalanan selanjutnya  adalah menuju gereja Santo Alfonsus atau yang lebih dikenal dengan Novena Church. Mengapa disebut gereja Novena karena konon katanya banyak ujud-ujud doa yang terkabul di gereja ini lewat doa Novena. Kebetulan saat kami datang ada kegiatan ibadah semacam doa Novena untuk ujud permohonan secara khusus, yang diadakan setiap hari Sabtu jam 10 pagi.  

Gerejanya besar sekali.  Lebih besar dari gereja parokiku.  Dan umatnya pun membludak meskipun hanya doa Novena.  Full.   Karena agak terlambat masuk aku dapat kebagian tempat agak depan tapi yang tertutup tiang.  Penampakannya nanggung sekali.  Untung sound sistemnya bagus.  Jadi ritual yang dibawakan dalam bahasa Inggris bisa terdengar dengan jelas walaupun gerejanya segede gaban.

Selesai mendaraskan novena, lanjut doa di depan gua Maria yang masih dipimpin oleh Romo Aurel.  Suasana tetap khusuk meskipun berbaur dengan umat yang lain.  Yang menyenangkan itu kalau ibadah di Singapore kitanya itu ikutan anteng.  Lha kalau nggak anteng nanti masalah pulak di negara orang.  Coba kalau di negara sendiri, pasti sudah bising sendiri-sendiri.  Sibuk ngonten sendiri-sendiri😂

Sesudah doa, sebagian peserta lanjut lagi dengan eksistensi, foto-foto lagi.  Sebagian lagi sibuk mencari toilet karena tujuan selanjutnya adalah nyari tempat makan. Takutnya di Pujasera susah cari toilet.  Jadi saat ada kesempatan untuk ke toilet ya ke toilet.  Itu sebabnya aku ketinggalan sesi foto-foto bersama para pastor di gereja Novena karena sibuk dengan urusan pertoiletan.  Gak papalah, yang penting saat makan kandung kemih sudah ringan, sehingga bisa makan dengan tenang dan nyaman.

Puas foto-foto, lanjut ke Bugis Street.  Cari makan di Pujaseranya.  Ada yang nenteng kardusan sarapan pagi yang belum sempat dimakan.  Ada pula yang ngebet makan mie goreng dari awal.  Cita-citanya makan mie goreng atau mie kuah biar nanti nggak nyesel kalau waktunya pulang. 


Dan memang begitulah.  Pesen mie goreng dengan bahasa tarzan.  Tunjuk gambar, bilang sesuai nomor yang tertera, berapa jumlah yang ingin dipesan, bayar.  Selesai!  Cara ini lebih efektif daripada mikir pesennya dalam bahasa Inggris kek mana.  Kelamaan!  Untuk yang gampang lapar kayak aku ini nanti malah emosi duluan. Mending main tunjuk-tunjuk gambar dan taraaa.......makan kita!

Piringnya modelan wajan dalam bentuk kecil kayak mainan masak-masakan.  Saat pesan harus ditunggu dan diangkat sendiri, selesai makan juga harus dibereskan sendiri.  Pokoknya nggak adalah urusan teriak-teriak ke yang punya warung untuk bantu-bantu beresin.  Makan-makan sendiri ya beres-beresin sendiri.  Mau pesan apa saja terserah. Yang penting aturannya kek gitu ya kek gitulah yang harus diikuti.

(Bersambung) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS