Pernah nggak sih ketemu dengan seseorang yang semua-mua pengin ikut kegiatan gereja, terus giliran dapat kesempatan malah jadi sering sensi, jadi baper. Ngamukan! Lha, kan yang minta sibuk dirinya sendiri? Terus kalau orang lain nggak respon marah-marah sendiri. Dianggapnya orang yang nggak respon itu nggak mendukung aksinya aktif terlibat dalam kegiatan gereja. Terus under estimate. Curiga-curiga nggak jelas. Pengin exist tapi cari kawan.
Ada juga orang yang modelannya sok-sok merendah hati, sok-sok bukan siapa-siapa gitu. Selalu bersabda, eh, berkata kalau dirinya bukan siapa-siapa. Bukan orang hebat. Bukan orang sombong. Bukan orang yang suka pamer. Dan sebagainya dan sebagainya. Tetapi sepanjang perngobrolan dengan dia dari awal sampai akhir isinya selalu menceritakan tentang kehebatannya, keaktifannya, keterlibatannya dalam semua kegiatan. Pokoknya dia saja yang maha penting. Terus dibilangnya orang yang nggak mau aktif dan terlibat dalam kegiatan gereja itu orang berdosa dan bakal masuk neraka. Padahal dia mati pun belum pernah. Bisa-bisanya menghakimi orang lain dengan surga dan neraka😁
Kalau dulu ketemu orang modelan kek gini aku pasti langsung sewot. Langsung tersulut emosi. Langsung jidatku berkerut dan 'moncong'ku maju tujuh senti. Sebel! Pengin nanggepi secepat kilat. Tapi sekarang ini aku memilih untuk diam saja. No komen. Hanya memandangi orang itu dengan wajah tanpa ekspresi. Pikiranku datar. Hatiku juga demikian. Hanya tenang diam. Nggak mau ngomentari apapun yang dikatakannya. Seandainya dia ngomong dua kali dua sama dengan delapan pun aku akan diam. Atau seandainya dia ngomong bumi ini persegi panjang pun aku juga akan tetap diam. Suka-suka kau sajalah. Sak karepmu!
Saat ini aku sudah sepakat sama suami untuk belajar hidup dengan tenang diam. Belajar slow living. Belajar menjalani hidup ini tanpa perlu menyibukkan diri dengan hal-hal nggak penting. Belajar untuk tidak meributkan atau meribetkan segala hal. Salah satunya ya diam saja dalam menghadapi orang-orang seperti tipe-tipe di atas. Nggak tak reken wes! Sekarang ini penginnya selow saja jadi manusia. Bergerak dalam diam. Diam-diam memberi sumbangan. Diam-diam mengulurkan bantuan. Diam-diam memberikan dukungan. Diam-diam membagikan penghiburan. Dimintain tolong is oke. Gak diajak apa pun ya nggak masalah..jpg)
Hidup ini singkat. Kita tidak pernah tahu sampai kapan masih punya kesempatan. Setahun lagi, lima tahun lagi, atau sepuluh tahun lagi? Seandainya masih hidup lima belas tahun lagi itu pasti sudah hebat kali. Jadi untuk apa menyusahkan diri sendiri dengan hal-hal yang bisa membuat tensi tinggi? Kalau bisa hepi sekarang mengapa harus tunggu nanti? Jangan terlalu dipikirkan masalah surga dan neraka. Itu urusan Tuhan. Bukan manusia yang bisa menentukan seseorang akan masuk surga atau neraka. Selagi berusaha untuk hidup baik, banyak-banyak melakukan hal positif, maka surga dunia sudah pasti ada dalam genggaman tangan. Tinggal nunggu mati saja untuk bisa sampai ke surga sesungguhnya. Kalau nantinya ternyata masuk neraka ya apa boleh buat ya kan? Toh tetap harus menunggu saat mati untuk bisa tahu jawaban yang sebenarnya.
#lordhavemercyonme


Tidak ada komentar:
Posting Komentar