"Maaf, Pak. Aku masih ingin melanjutkan meditasi!" jawabku sedikit bercanda.
"Meditasi kok suwe tenan," kata si Bapak yang memang dasarnya lucu.
"Nanti ya Pak, kalau sudah sadar tak kabari!" aku menyahut lagi sembari masuk ke dalam gereja.
Iya, sementara ini aku memang memutuskan untuk sejenak diam. Diam untuk memperbaiki kehidupan spiritualitas pribadi yang menurutku masih amburadul. Dalam diam aku berharap untuk bisa merenung, mendengarkan, dan kembali terhubung dengan Dia yang kuimani. Untuk itu, aku sungguh butuh keheningan dengan menjauh dari hingar bingar supaya mampu menemukan arti dari kediaman itu sendiri.
Jadi, sebenarnya apa manfaat dari diam yang kuharapkan sekarang ini?
1. Diam membantu menciptakan ruang untuk refleksi pribadi
Dalam diam aku berharap bisa mengevaluasi hubunganku dengan Tuhan atas nilai-nilai spiritual yang selama ini kuyakini. Berharap untuk mampu meredakan kebisingan mental dan emosional yang seringkali menjadi pengganggu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berharap bisa mengalami ketenangan yang mendamaikan karena terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diriku sendiri.
2. Diam membantu untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan
Aku berharap keheningan akan membantuku untuk semakin bisa berdoa, bermeditasi, atau menjalani kontemplasi dengan lebih khusyuk. Dengan demikian hati akan menjadi lebih terbuka dalam merasakan kehadiran Tuhan dan mampu mengasah kesadaran akan adanya keajaiban, dalam peristiwa terkecil sekalipun di hidup ini. Datangnya pencerahan, bertambahnya wawasan, inspirasi, dan pikiran yang tenang kuharap bisa menjadikan diriku wadah terbuka bagi kebijaksanaan yang lebih tinggi.
3. Diam membantu mengurangi ego dan meningkatkan kerendahan hati
Dengan diam, aku belajar untuk tidak selalu bereaksi atau membela diri saat mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan. Minimal belajar untuk diam dulu. Tidak buru-buru ngegas. Hal ini sangat membantu dalam merendahkan ego dan membuka hati untuk pertumbuhan spiritual yang lebih baik. Dengan demikian aku belajar untuk semakin mengenali diri sendiri tanpa distraksi dari dunia luar. Kediaman seperti inilah yang kuharapkan bisa membawaku lebih dekat pada inti spiritualitas yang sejati.
4. Diam membantu menciptakan kedamaian dalam hubungan dengan sesama
Keheningan kuharapkan bisa mengajarkan kepadaku untuk tidak tergesa-gesa dalam berbicara atau menanggapi setiap situasi. Hal ini akan membantu menciptakan hubungan yang lebih damai dan harmonis dengan orang lain, yang secara tidak langsung menjadi bagian dari perjalanan spiritual itu sendiri. Diam adalah kesempatan untuk memberi ruang guna menyadari berkah-berkah kecil yang mungkin terlewatkan dalam kesibukan sehari-hari. Ini sekaligus akan memperkuat rasa syukur, yang merupakan inti dari spiritualitas itu sendiri.
5. Diam membantu menguatkan praktik meditasi dan kontemplasi
Meditasi sering dimulai dengan diam. Dalam keheningan, seseorang bisa lebih fokus, hadir, dan terhubung dengan dimensi spiritual yang mendalam. Keheningan membantu menjauhkan diri dari gangguan duniawi, seperti suara bising, media, atau percakapan yang tidak perlu. Ini membantu supaya bisa lebih fokus pada hal-hal bermakna dalam hidup, sekaligus mengingatkan akan keagungan ciptaan Tuhan.
6. Diam membantu membangun ketahanan spiritual
Keheningan membantu melatih diri guna menghadapi tekanan atau ujian hidup dengan sabar dan tenang. Dengan demikian spiritual akan bertumbuh lebih kuat dalam iman. Diam dalam spiritualitas bukan sekadar berhenti berbicara, tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi Tuhan, refleksi diri, dan kedamaian jiwa. Dengan demikian keheningan akan menjadi tempat yang tepat untuk menemukan kekuatan, kedamaian, dan kehadiran yang membawa kehidupan spiritual menjadi lebih bermakna.
Jadi, itulah alasan yang pasti mengapa aku menolak jika ada yang mengajakku untuk begini atau begitu, berkaitan dengan kegiatan keagamaanku sekarang ini. Bukannya sombong atau congkak hati. Hanya saja saat ini, aku hanya ingin fokus memperbaiki diriku sendiri.💓
#Godbless



Tidak ada komentar:
Posting Komentar