Sang Pendosa Mencari Tuhan

2 Jun 2025

 ============================================================================

Yoh 16:29Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan.

Yoh 16:30Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."

Yoh 16:31Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang?

Yoh 16:32Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.

Yoh 16:33Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

 ============================================================================

Setelah 30 tahun lebih tidak pernah mengikuti misa harian di pagi hari, akhirnya kesampaian juga ikut misa di Jogja.  Tiba-tiba saja pengin.  Kemarin-kemarin tidak sempat karena memang alasan pekerjaan.  Kemarin-kemarinnya lagi juga tidak sempat karena berbagai macam alasan.  Tapi di antara semua itu alasan yang paling utama hanya satu, yaitu MALAS 😁

Ikut misa harian lagi setelah bertahun-tahun tidak pernah pergi sebenarnya adalah tantangan tersendiri bagiku.  Niat bangun pagi antara mau pergi dan iya itu rasanya gimana gitu.  Nggak jelas!  Apalagi misa harian di Jogja biasanya dimulai jam setengah enam pagi. Kalau ikut misa berarti masak harus buru-buru.  Belum lagi malas membayangkan harus mandi subuh-subuh.  Tapi ya namanya sudah terlanjur niat makanya harus dilaksanakan.  Biar matanya tidak bintitan karena berubah-ubah niatnya.

Karena gereja paling dekat dengan rumah adalah Gereja St. Fransiskus Xaverius Kidul Loji, aku ikut misanya ya di situ.  Jalan kaki tidak sampai dua puluh menit sudah sampai gereja. Gerejanya besar dan adem.  Misanya cepet selesai dan kotbahnya pun tidak bertele-tele.  Dan asyiknya lagi koor selalu ada.  Mau cuman dua biji atau empat biji manusia, tetap adalah yang namanya lagu-lagu.  Lha microphonenya saja banyak.  Beda dengan parokiku tercinta yang microphone untuk koor baru keluar hanya pada Natal dan Paska.  Makanya kalau menyanyi terbiasa seperti orang menjerit-jerit.  Takut tidak kedengaran sama orang yang di luar gereja 😂

Sama dengan paroki lain pada umumnya, misa harian tentu saja tidak sepadat misa hari Sabtu atau Minggu.  Duduk umat pun mencar-mencar.  Jadi gereja yang besar tetap saja seperti kekurangan isi meskipun ada yang ikut misa.  Masalahnya mau duduk di mana saja romo ya oke-oke saja.  Yang penting ada orang di dalam gereja.  Mau duduk di bangku depan, di tengah atau di belakang tidak masalah.  Tidak akan disuruh-suruh pindah ke depan untuk mengisi bangku yang kosong.  

Pertama ikut misa harian aku permisi dulu sama Dia yang tergantung di salib,"Tuhan, beri aku kesempatan untuk percaya lagi!"

Seperti waktu yang dulu-dulu, aku selalu senang datang lebih awal sebelum misa dimulai.  Saat bangku-bangku belum banyak terisi.  Saat suara angin dan nafas diri bahkan bisa terdengar sampai ke relung hati.  Bisa duduk diam dalam keheningan terasa menyejukkan jiwa.  Meditasi, kontemplasi, apalah namanya itu.  Yang jelas di bawah pandangan salib Tuhan aku mencoba untuk berbenah diri.  Mencoba menyadari bahwa hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.  Mencoba mengerti bahwa dalam pergumulan harus selalu ada pengharapan.  

Dan sama seperti yang Ia tanyakan kepada para muridNya, Yesus bertanya balik kepadaku," "Percayakah kamu sekarang?" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS