Ziarah Porta Sancta (Bagian 1)

29 Okt 2025

Ketika seorang kawan menawarkan untuk ikutan ziarah Porta Sancta ke Singapura di hari Sabtu, 25 October 2025 langsung saja kuiyakan.  Bayar cuman Rp1.550.000 tapi sudah bisa mengunjungi lima gereja termasuk gereja katedral yang ada di sana.  Biayanya juga sudah meliputi biaya ferry PP Batam-Singapura, sarapan, bus dan tips untuk tour leadernya.  Menurutku dengan biaya segitu dapatnya segitu itu sudah oke bangetlah. Kalau pergi sendiri alamat lebih gempor karena harus nyari-nyari dulu di mana tempat tujuannya.

Karena naik ferry jam 6 pagi, maka jam 5 pagi sudah harus standby di pelabuhan ferry.  Alarm kusetting di jam tiga pagi.  Eh, jam dua dini hari sudah dibangunkan sama pak Djokowi.  Hadeuh, mana kalau sudah melek itu susah merem lagi...!  Jadilah tergolek-golek saja sampai alarm beneran bunyi, terus rebus air buat mandi.  Siapin apa yang mau disiapin, sat set sat set, jam empat pagi siap berangkat ke pelabuhan.  Untung ada tebengan, kalau tidak kan ya harus ngrepoti pak sopir online lagi.

Sampai di pelabuhan pas jam lima pagi.  Suasana pelabuhan masih remang-remang karena sebagian lampu-lampu  masih belum dinyalakan. Padahal jam segitu calon penumpang sudah banyak yang berdatangan.  Tidak berapa lama lampu-lampu mulai dihidupkan dan panitia perjalanan kami mulai berdatangan. Kali ini rombongan ziarah akan dipimpin oleh Pastor Aurelius Pati Soge, SVD.

Pertama-tama ada pembagian boarding pass ferry dari panitia.  Kemudian dilanjutkan dengan pembagian sarapan yang terdiri satu kotak snack isi tiga macam dan satu kotak lagi berisi nasi kuning dengan topping macam-macam.  Yang sudah beres boleh langsung masuk untuk check in di bagian imigrasi.  Karena chek in sudah mulai menggunakan sistem auto gate jadi nggak terlalu lama prosesnya.  Tinggal lanjut nunggu pemberangkatan di ruang tunggu keberangkatan.

Masih ada waktu sekitar 20 menit sebelum boarding. Akhirnya kusempatkan untuk sarapan.  Makan nasi kuningnya.  Enak! Enak banget malah.  Toppingny ada ayam goreng, ada kering tempe, ada telur bumbu sambal, ada kering kentang Mustofa, lengkap dengan sambelnya.  Sayang nggak sempat difoto.  Maklum, kalau sudah ketemu yang namanya makanan enak itu yang lain-lain otomatis akan terlupakan.

Selesai sarapan, tak perlu menunggu lama langsung boarding.  Ferrynya bagus dan bersih dan kursinya nggak sempit di kaki.  Toilet pun banyak jadi nggak perlu menunggu lama untuk antri.  Pokoknya siplah.  Cerita selengkapnya selama di Singapore ada di Bagian 2 ya.  Yang ini baru pembukaannya saja😁

(Bersambung) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS