Harapan Seorang Simbok untuk Anak Lelakinya

19 Jun 2024

Apakah ada alasan tertentu mengapa ketiga anakku semua namanya berakhiran 'AR'?  Tidak!  Tidak ada!  Bukan apa-apa sih.  Nama itu diambil biar mudah diingat saja.  Terus biar lebih mudah diingat lagi nama belakangnya kusamakan saja semuanya.  Tinggal mikir nama babtisnya.  Nama babtis tinggal cari dari kalender liturgi Gereja berdasarkan tanggal lahir masing-masing.  Kalau tidak ada yang pas ya cari nama yang mendekatilah.  Contohnya anak keduaku, laki-laki.  Ia lahir pas dekat-dekat Paska.  Jadi nama babtisnya kusamber saja Paskalis.  Anak ketiga lahir bulan November.  Sudah mau dekat-dekat Desember - Natalan.  Jadi nama babtisnya Emanuelle - Tuhan beserta kita.  Sudah!  Mudah dan simpel, kan?  

Nama anak pertama terinsipirasi dari salah satu novel Agatha Christie yang tokoh utamanya bernama Pilar.  Dalam buku tersebut digambarkan tokoh Pilar ini adalah seorang perempuan muda berkarakter kuat, cerdas, dan tidak menyeh-menyeh dalam menjalani kehidupan.  Pokoknya tangguhlah.  Aku pengin anak pertamaku, yang seorang perempuan itu, jadi orang yang tangguh seperti dalam buku novelnya Agatha Christie.  Anak kedua kuberi nama Altar karena terus terang saja aku berharap, suatu saat nanti dia akan punya cita-cita menjadi imam, supaya bisa memimpin misa di altar.  Anak ketiga kuberi nama Lunar karena aku ngefans sama tanggalan Cina di mana pengertian Lunar adalah bulan.  Mungkin kalau ada anak keempat akan kuberi nama Senar....atau Gitar??😂

Sebagai mamak yang baik, aku sering iseng menanyakan ke anak laki-lakiku begini," Nggak mau kamu masuk seminari, Mas?"

"Ha?!  Seminari??  Kagaklah!" dia menjawab lempeng-lempeng.

"Lha, kenapa emangnya kok nggak mau?"

"Kalau masuk seminari harus jadi Romo kan?  Nggak maulah!"  ia menjawab lagi.

"Lha iya....kenapa kok nggak mau?  Padahal dulu dikasih nama Altar siapa tahu bisa jadi Romo!" aku ketawa-ketawa.

"Ya nggak mau saja.  Ribet sepertinya jadi imam.  Nggak bisa main game.  Nggak bisa pegang handphone lama-lama.  Kerja nggak ada hari liburnya.  Hari Sabtu dan Minggu pun masih harus kerja.  Sudah nggak dapat gaji, nggak dapat hari libur lagi.  Kan kerja rodi itu namanya!"😁

"Lha....! Ya nggak gitu juga kali konsepnya," aku menyahut sembari garuk-garuk kepala.  Speechless!

"Lagipula jadi imam itu kan harus berdasarkan panggilan.  Harus dari hati.  Dan yang namanya panggilan itu tidak boleh dipaksakan, Bun!" si paling jarang ngomong ini nyerocos lagi.  "Masak aku harus jadi seperti Romo X yang kalau kotbah di altar ngebosenin kayak gitu?  Belum lagi kalau ketemu umatnya di luar macam orang nggak kenal saja" ia melanjutkan lagi.

Aku semakin garuk-garuk kepala.  Ya betul juga sih.  Yang namanya panggilan itu memang tidak boleh dipaksakan.  Ada kalanya kita menggebu-gebu tapi ternyata malah jalannya bukan di situ.  Ada juga yang tidak terlalu antusias eh ternyata malah bisa bertahan lama tanpa diduga-duga.  Hanya saja kalau tidak diprovokasi mana bisa panggilan itu muncul begitu saja, ya kan?

Jadi begitulah.  Sampai saat ini, aku dan suami tetap punya harapan setinggi itu.  Mungkin terlalu muluk.  Mungkin juga terlalu egois.  Tetapi tetap tugas setiap orang tua adalah mendoakan anak-anaknya supaya bisa menemukan jalan hidup terbaiknya.  Aku tahu menjadi seorang imam  tidaklah mudah.  Tantangan ke depan akan semakin banyak seiring gempuran kemajuan teknologi.  Akan semakin banyak pertanyaan yang bisa jadi melelahkan atau bahkan menjerumuskan.  Tantangannya bukan kaleng-kaleng lagi.  Butuh orang berhati lembut, penuh belas kasih, namun tangguh dalam menjalankan tugas-tugas imamatnya.  Jangan sampai menjadi imam hanya lugas dan tangkas di altar, tapi mlempem di kehidupan yang sesungguhnya.

Bagaimanapun juga yang namanya harapan itu ya tetap harus diusahakan.  Harus tetap didaraskan.  Tapi aku tidak mau maksa-maksa.  Mau ke sana syukur, nggak mau juga nggak masalah.  Pada saatnya nanti, yang namanya panggilan akan muncul kapan saja, di mana saja.  Manusia boleh berencana tetapi tangan Tuhan juga yang akan bekerja. 

Pax Christi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS